Semenjak sukses Astra International mengimplementasikan SAP di periode 90-an, perkembangan ERP package di Indonesia tumbuh dengan pesat seiring dengan perkembangan platform dan hardware yang lebih baik. Umumnya pasar didominasi dengan package SAP-OracleDB-Unix yang memang punya pengalaman besar di manufacturing process yang merupakan cikal bakal SAP itu sendiri.
Di level global sendiri SAP mendominasi disusul Oracle Finance dibelakangnya dan saat ini Microsoft pun ikut bermain dengan Axapta-nya (FYI, Microsoft hobi ganti-ganti nama deh, sekarang entah namanya Dynamics AX) untuk medium market. Pendeknya 10 tahunan belakangan ini Package ERP menjadi alat wajib yang harus dimiliki setiap perusahaan. Walaupun beberapa perusahaan tetap baik-baik saja dengan aplikasi custom developmentnya.
Jreng-jrengnya itu cerita di luar negeri, bagaimana dengan Indonesia? kadang cerita di Indonesia ini sedikit berbeda dengan fakta di luar negeri. Makanya mbaca CIO.com atau ZDNET.com kadang ga nyambung, lha di luaran sana itung-itungan budgetnya aja beda dibandingkan implementor di Indonesia.
Di sini ditemukan beberapa ERP package second layer (diluar SAP dan Oracle Finance) yang menarik seperti:
- Mapics
- Platinum Based on Windows/Pervasive SQL
- Intentia Movex based on AS400/DB2 (Intentia sekarang merger dengan Lawson)
- SUN Accounting System
- APAC ERP
- Dan yang paling ruwet :D beberapa custom application baik dari .NET, Oracle Developer, dan open source gank (PHP, Java) atau pun dari jaman Cobol yang hebatnya masih ampuh hingga sekarang.
Dan beberapa primary player yang juga main di secondary market yang sekarang sedang galak-galaknya ngimplementasiin seperti
- Microsoft Axapta,
- SAP Business One,
- Oracle Finance for SMB
Alasan pemilihan package
1. Pricing,
Tetep. Indonesia kan. Kebanyakan bukan karena alasan technical, karena pricing yang mereka (vendor) kasih bagus, padahal di early implementation siapa yang bisa jamin pake X lebih bagus dari pake Y.
1. Pricing,
Tetep. Indonesia kan. Kebanyakan bukan karena alasan technical, karena pricing yang mereka (vendor) kasih bagus, padahal di early implementation siapa yang bisa jamin pake X lebih bagus dari pake Y.
2. Global recommendation
Pemain di Indonesia ini umumnya mendapatkan instruksi dari global, dimana holding company punya instruksi untuk memakai aplikasi ERP tertentu. Misalnya Coca Cola Indonesia aplikasi ERP nya mesti ngikut global punya, atau sebaiknya sama biar ada apa-apa gampang.
Pemain di Indonesia ini umumnya mendapatkan instruksi dari global, dimana holding company punya instruksi untuk memakai aplikasi ERP tertentu. Misalnya Coca Cola Indonesia aplikasi ERP nya mesti ngikut global punya, atau sebaiknya sama biar ada apa-apa gampang.
3. Ketersediaan tenaga kerja
Seperti biasa trend teknologi di Indonesia, diikuti dengan lompatan-lompatan para ‘kuli-kulinya’, akibatnya Vendor ga terlalu pusing, yang lagi trend disini seperti apa itu yang bakal laku dijual.
Seperti biasa trend teknologi di Indonesia, diikuti dengan lompatan-lompatan para ‘kuli-kulinya’, akibatnya Vendor ga terlalu pusing, yang lagi trend disini seperti apa itu yang bakal laku dijual.
Periode Implementasi ERP di Indonesia
Periode 1990-an, Early implementation
First layer: SAP R2, Oracle Finance
Second layer: MAPICS, MOVEX Navision, JD Edwards early version.
Periode 1990-an, Early implementation
First layer: SAP R2, Oracle Finance
Second layer: MAPICS, MOVEX Navision, JD Edwards early version.
Beberapa holding company merasa perlu bikin subsidiary yang bisa bikin project SAP. Intinya ngubah jadi cost center, jadi profit center lah. Suruh aja functioanal, basis teamnya cari project diluaran.
Periode 2000-an, Stabil operation
First layer: SAP R3, standard module (PP, PM, MM, FI, CO)
Second layer: Upgrade version, new business line Microsoft Axapta, SAP Small Businesss
First layer: SAP R3, standard module (PP, PM, MM, FI, CO)
Second layer: Upgrade version, new business line Microsoft Axapta, SAP Small Businesss
Periode ini lah seru-serunya orang SAP pada resign, functional dari company A pindah ke company B, basis C pindah ke D. Ujung-ujungnya ketemu di Perdana Consulting, Metrodata, Accenture.
Periode 2005-an, Enhancement: Review, Consultation, Tuning
Disinilah kerjaannya security firm, audit firm, consultant untuk upgrade. Disinilah phase baru ketemu kesalahannya SAP dimana, data migration yang bermasalah, user access yang excessive.
Disinilah kerjaannya security firm, audit firm, consultant untuk upgrade. Disinilah phase baru ketemu kesalahannya SAP dimana, data migration yang bermasalah, user access yang excessive.
Dan sialnya disinilah beberapa orang mulai tereak masalah lisens yang mahal, masalah performance sistem. Jargon-jargon SAP = Sistem Amat Pelan, SAP = Selalu Ada Permasalah, Oracle = Ora Kelar-kelar (Tidak selesai-selesai) sudah sangat akrab ditelinga user.
Periode ini juga vendor mulai nawar-nawarin modul-modul SAP yang aneh-aneh, mulai dari CRM lah, QM lah macem-macem produk ditawarin.